Rabu, 21 maret 2018: Sebuah kisah fakta yang bisa kau sebut fiksi, karena bercampur dengan opini. Pukul 8 lewat beberapa menit. Saya berada di Ruang itu untuk melaksanakan ujian. Jika kalian bertanya, kenapa saya harus ujian di Ruang itu, menurut saya ini tidak penting. Karena tulisan ini ditulis bukanlah perihal saya. Tapi lebih dari itu. Yang terpenting untuk dirimu adalah saya mendapat banyak informasi di Ruang itu. Karenanya saya menuliskan hal ini. Ada keributan sebelum saya memulai ujian. Ya, ternyata persoalan pemalsuan kartu ujian yang dilakukan oleh sejumlah teman-teman saya. Itulah yang menjadi perbincangan dalam masalah itu. Saya mencoba mengerjakan soal sambil suka-tidak-suka mendengar semua orang di dalam ruang itu membicarakan hal tersebut. Semua G dalam ruang itu, dari yang bisa saya simak, mereka menyatakan bahwa teman-teman saya yang melakukan pemalsuan kartu ujian dengan cara men-scan itu sebuah tindakan "enggak tahu malu dan kurang aja...