Diktator Muda Dan Si Jancuk

Instansi pendidikan jaman sekarang tak ada
bedanya dengan jaman dahulu. Bahkan, dapat dibilang lebih terpuruk. Sistem
pendidikan yang “katanya” kian maju, masih terkalahkan oleh perkembangan mesin
jahit. Khalayak akalnya telah diinjak-injak, rasanya seperti menjadi kerbau
yang terus di kacung. Sungguh menyedihkan, para diktator muda mulai mengembang
biak kan kekerasan yang telah ia pupuk lama. Ia tuaikan pupuk itu kedalam
syaraf dan jiwa para nara yang tak berdaya, dengan iming-iming bahwa yang ia
tuaikan adalah sebuah pendidikan. Rasanya tak pantas jika yang telah mereka,
diktator muda, lakukan dikatakan sebagai mendidik, membina, maupun menempa. Tak
ada dari ketiga kata tersebut layak untuk disandingkan dengan perbuatan yang
telah mereka lakukan. Mereka telah melakukan penghinaan kepada
khalayak!
Diantara khalayak yang dikerbaui, si
jancuk itu belum memperlihatkan batang ke-jancuk-an nya itu. Hanya menunggu
waktu, hingga si jancuk dan diktator muda itu bertemu. Ah, mungkin tidak pantas
jika dikatakan bertemu. Beradu, ya, beradu perenungan diantara
keduanya.
Lalu? Akan kah para diktator muda itu yang
akan berjaya? Ataukah si jancuk yang akan mengambil alih kapal induk para
diktator muda itu dan membawa nya ke arus ombak yang lebih besar bagi para
diktator muda.
Ah! Jangan ngimpi melampaui batasan!
Bahkan, kau tak tahu bukan? Apakah si
jancuk itu berkeledar? Wes kito tunggoni
wae. (udah kita tunggu aja)
Komentar
Posting Komentar