Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

2019 dan Pena Hidupku

Gambar
Malam ini adalah malam tahun baru masehi. Di berbagai belahan dunia pasti akan merayakan pergantian tahun, juga dengan kota yang aku singgahi sekarang; Jakarta. Namun, Jakarta malam ini diselimuti oleh rintik hujan dan awan kelabu. Sebagian orang akan sangat antusias dengan malam ini, walaupun sebagian lagi akan merasa sangat kecewa karena cuaca yang tidak mendukung. 365 hari telah dilalui dan banyak sekali hal-hal yang terlewat. Dari hal-hal yang berkesan hingga biasa saja, bahkan mengecewakan. Setiap orang pasti merasakannya, begitu pun denganku. Aku ingin berbagi sedikit cerita mengenai hari-hariku di tahun 2019 masehi ini. Banyak mimpi yang telah tergapai di tahun 2019 masehi. Aku termasuk salah seorang yang senang menulis besar-besar goals yang aku punya di kertas karton dan ditempelkan pada dinding kamar kost. Aku tidak pernah malu untuk menempelkan itu besar-besar di dinding kamarku, walaupun banyak teman-temanku yang ketika mengunjungi kamar ku pasti akan menyepelek...

Ekspedisi Jati Diri

Gambar
Jamboree FIK UNJ adalah satu kegiatan yang paling menegangkan, bahkan bisa dibilang menyenangkan. Jamboree atau nama kerennya Outdoor based Character Building (OBCB) dilaksanakan di Jatiluhur, Purwakarta selama empat hari. Dimana satu harinya kami habiskan di kampus kami tercinta, kampus B. Lebih tepatnya di Hall B. Empat hari untuk selamanya, mungkin kalimat itu hampir sama dengan sebuah film indonesia dengan judul “tiga hari untuk selamanya” yang di sutradarai oleh Riri Riza. Namun, isi dari film itu tidak perlu disamakan dengan empat hari perjalanan mencari jati diri setiap mahasiswa FIK. Menurut saya, ini adalah ekspedisi jati diri. Memang bahasa yang dipakai terlalu semu untuk segala hal yang telah di lalui. Empat hari yang memberikan kita sebuah jawaban, mungkin bukan hanya sebuah jawaban yang ditemukan, tetapi juga sebuah kunci. Kunci untuk membuka pintu jati diri masing-masing insan. Tidak mudah memang membuka pintu itu. Nampaknya, empat hari yang kita lalui ini s...

MENONTON KUCUMBU TUBUH INDAHKU, MERAYAKAN TUBUH

Gambar
  JUMAT, 10 MEI 2019. Gua mengunjungi sebuah bioskop di daerah Tam an Ismail Marzuki , Jakarta Pusat, dan gua gak sendirian. Karena gua ditemani sama tem an—y a lebih tepatnya gua memaksa dia untuk menemani gua nonton . Alasan klasiknya itu biar gak nge- rasa crunchy pas di dalam studio. Di awal bulan M ei ini pastinya sudah menjadi hari-hari yang basi untuk menonton film bioskop. Oleh sebab itu, gua memilih untuk nonton film yang ditentang oleh banyak pihak sebab lebih asyik ketimbang nonton efenjer (dibaca: Avanger ). Pun kalo gua nontonnya efenjer dan nge-review film itu, gua harus berpikir dua kali. Karena kemarin gua baca berita, ada korban pemukulan atau pengroyokan , karena korban nge- spoiler- in film efenjer. Pastinya, gua sudah berpikir bahwa hal itu akan merenggut muka gua yang cantik ini dan gua akan kehilangan kesempatan untuk ikut miss universe. Kenapa sih gua lebih mili h mengulas film ini? Karena gua gemes banget sama orang-orang yang menilai b...

Ngabuburit di Hari Pertama Ramadhan

Gambar
  Selama 18 tahun gua   hidup, mimpi gua cuma satu pada saat bulan Ramadhan tiba, yaitu gua bisa ngabuburit di hari pertama puasa seperti yang di lakukan khalayak. Namun, dari tahun ke tahun dan gua belum pernah merasakan kenikmatan ngabuburit di hari pertama puasa. Ya, gua yakin lo semua pasti pada ketawa atauapun menganggap ini adalah suatu ketidakmungkinan. “Bagaimana mungkin seseorang gak pernah ngabuburit di hari pertama puasa?”, bagi gua dan sebagian orang itu mungkin saja terjadi. Karena setiap bulan ramadhan tiba, gua harus berdagang di pinggir jalan kawasan seitar rumah gua. Gua gak pernah malu buat jualan takjil, tapi dalam hati kecil gua hanya ingn merasakan ngabuburit di hari pertama puasa. Gua selalu erpikir “apa gua bisa ngabuburit?”, tapi gua buang pikiran itu jauh-jauh dan gua gak bisa berlarut dan keinginan gua ini. karena mamake dan bapake  gua  bertumpu untuk membiayai semua nya berkat hasil dari jualan takjil ini. Saat bulan R...

Diktator Muda Dan Si Jancuk

Gambar
               Instansi pendidikan jaman sekarang tak ada bedanya dengan jaman dahulu. Bahkan, dapat dibilang lebih terpuruk. Sistem pendidikan yang “katanya” kian maju, masih terkalahkan oleh perkembangan mesin jahit. Khalayak akalnya telah diinjak-injak, rasanya seperti menjadi kerbau yang terus di kacung. Sungguh menyedihkan, para diktator muda mulai mengembang biak kan kekerasan yang telah ia pupuk lama. Ia tuaikan pupuk itu kedalam syaraf dan jiwa para nara yang tak berdaya, dengan iming-iming bahwa yang ia tuaikan adalah sebuah pendidikan. Rasanya tak pantas jika yang telah mereka, diktator muda, lakukan dikatakan sebagai mendidik, membina, maupun menempa. Tak ada dari ketiga kata tersebut layak untuk disandingkan dengan perbuatan yang telah mereka lakukan.  Mereka telah melakukan penghinaan kepada khalayak! Diantara khalayak yang dikerbaui, si jancuk itu belum memperlihatkan batang ke-jancuk-an nya itu. Hanya menunggu waktu...

CERBUNG (Cerita Ga Nyambung)

Gambar
AGUSTUS Terik mentari mengernyit hingga kulit. Para murid baru yang di senandungkan dengan panasnya mentari mulai melesu. Tak pula, para senior yang menjemur mereka. Rimbunan pohon mengalunkan melodi kegersangan. Hari yang menyialkan, seperti berada di marauke, tersedia banyak air tapi dahaga kering dengan cepat. Lambat laun kepenatan sudah mulai klimaks pada panas yang tidak akan tertandingi. Semua murid baru dipersilahkan masuk ke dalam kelas oleh semua senior. Di gedung yang di punggungi oleh masjid. Massa, murid, masuk ke dalam kelas dengan tertata dan tanpa kerusuhan sedikit pun. “semuanya duduk” sahutku dalam ruang itu. Keramaian yang lalu telah digantikan oleh keheningan. “nama saya , lantana. Sayakakak pembimbing kalian. Tapi, jangan panggil saya kakak. Karena saya bukan kakak kalian. Ada pertanyaan?” tegasku dalam keheningan ruang itu. Hening dalam kecanggungan, itu lebih baik, yang tidak terbenam hingga bel istirahat berbunyi lantang. Aku dapat bertaruh pa...